Jumat, 22 Juni 2012

Cerita anak "Denny si preman"



                                                                            





      Denny...!         

    


Denny adalah seorang preman yang rakus,egois dan suka melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Denny hanya tinggal bersama ibunya karena ayahnya sudah meninggal 1 tahun lalu. Pagi-pagi Denny sangat lapar dan ingin mengambil makanan di dapur.
Denny             :“Buk,mengapa tidak ada makanan?”
Ibu Denny       :“Sebentar nak, ini ibu sedang memasak.”
Denny             :“Dasar orang tua tidak berguna! Memasak saja lelet,cepat ambilkan
                        aku  makan!” (seru Denny dengan nada lantang)
Ibu Denny pun mengambilkan Denny dengan lauk seadanya karena keluarga mereka tidak mampu. Namun denny tidak mau bersyukur, Denny memaki-maki Ibunya.
Denny             :“Setiap hari hanya nasi dan garam! Untuk apa ibu bekerja selama ini,
                           tidak ada hasil sedikitpun.”

Ibu Denny       :“ Nak, kamu harus bersyukur,besok ibu usahakan ganti menu”
Denny             :“ Ibu hanya janji, aku menyesal dilahirkan oleh ibu sepertimu!”
Ibu Denny tidak dapat menahan derasnya air mata, melihat perilaku anaknya yang tidak terpuji. Denny bergegas meningalkan tempat itu dan menuju ke pasar dan mencari-cari pedagang makanan untuk dia palak makanannya. Dan Ibu soliha adalah seorang pedagang nasi rames, di warung inilah Denny selalu makan.
Denny             :“Buk, nasi dengan lauk. Cepet !”
Ibu Soliha        :“ Tapi yang kemarin belum dibayar............”
Denny             :“Jangan banyak bicara! Masih untung aku tidak memporak
                        porakndakan warungmu!” (ancam Denny kepada Ibu Soliha)

Ibu Soliha        :“Jangan.... akan segera aku ambilkan makan, tunggu sebentar!”
                        (jawabnya dengan ketakutan dan memohon)
Setelah Denny selesai menyantap sarapan paginya Denny menuju ke rumah temannya yang bernama Abdel, ditempat tersebut Denny menghabiskan waktu bersama Abdel dan Udin.
Abdel              :“ Hay den... coba kau lihat motor baruku ini! Keren kan...” (ujar Abdel
                        seiring  mengeluarkan motor dari rumahya)
Udin                : “Kalau kamu punya apa den?”
Denny             : “ Mau kalian apa? Hanya bisa menyindir aku.
Denny pergi dan bergegas pulang kerumahnya dengan perasaan malu karena Denny hanya anak orang miskin, tidak seperti Abdel dan Udin. Karena kesal dan merasa bahwa Ibunya yang salah,Denny marah-marah kepada ibunya.
Ibu Denny       : “Sudah pulang ya nak... dari mana saja tadi?”
Denny             : “Buk,pokoknya aku minta dibelikan motor. Seperti milik Abdel!”
Ibu Denny       : “Dari mana ibu dapat memiliki uang sebanyak itu nak... Uang bulanan
kerja ibu hanya cukup untuk kita makan.”
Denny             : “ ya kan ibu bisa mencari pinjaman uang!”
Ibu denny        : “Tapi  nak.... Ibu sudah tidak bisa, Ibu sudah banyak meminjam uang”
Denny segera masuk kamar dan membanting pintu kamarnya. Ibu Dennypun sedih karena tidak dapat menyenangkan anaknya. Tanpa diketahui Ibunya Denny keluar rumah melewati jendela, ternyata denny ingin membeli minuman keras,dan meminumnya di gubuk dekat rumahnya. Tengah malam Denny baru pulang.
“ Thok Thok” (Suara ketokan pintu)
Ibu Denny       : “Sebentar...!”
Ibu Denny terkejut melihat anaknya yang sudah mabuk parah. Ibu Denny membawa Denny untuk beristirahat dikamarnya. Pagi hari Ibu denny mengantarkan sarapan untuk Denny dan ingin menanyakan tentang kejadian semalam.
Ibu Denny       : “Nak... Bangun,ini sudah siang. Ini ibu bawakan makanan untukmu
sarapan.”
Denny             : “Taruh saja di meja!”
Ibu Denny       : “Nak Ibu ingin bertanya tentang kejadian tadi......”
Belum selesai berbicara Denny langsung menjawab.
Denny             : “Apa urusanmu menanyakan itu padaku, ibu tidak pernah
membahagiakan aku. Jadi,jangan banyak tanya!”
Ibu Denny       : “ Tapi ibu sudah berusaha membehagiakanmu nak dan yang kamu
                        lakukan tadi malam itu sangat tidak baik!”
Denny             : “Sudah! Lebih baik kamu pergi saja!”
Ibu Denny sangat sabar menghadapi anaknya, ibu Denny bergegas menuju ke tempat kerjanya. Dalam perjalanan Ibu Denny tertabrak mobil yang melaju sangat kencang, hingga akhirnya di bawa menuju  rumah sakit terdekat. Abdel yang mengetahui kejadian itu segera mengabarkah kepada Denny.
Abdel              : “ Den! Den! Den!” (teriak abdel dari kejauhan)
Denny             : “Ada apa?”
Abdel              : “Ibumu den.. Ibumu...”
Denny             : “ Ada apa dengan ibuku?” (Sahut Denny)
Abdel              : “Ibumu kecelakaan ,sekarang di rumah sakit!”
Denny             : “Mengapa kamu bicara dengan ku? Biarkan saja dia mati,dia hidup
                        atau tidak tetap tidak berpengaruh untukku”
Abdel              : “Tapi den.... dia ibu kandungmu, dia yang melahirkanmu, tanpa dia
                        kamu tidak akan ada di dunia ini. “
Denny             : “Aku tidak ingin dilahirkan oleh ibu miskin seperti dia.”
Abdel sangat kesal dengan Denny, akhirnya Abdel mengajak paksa Denny untuk  rumah sakit menjenguk ibunya. Sampai di rumah sakit ternyata ibu Denny belum sadar . Pak Anto yang menabrak meminta untuk bertemu dengan keluarga Ibu Denny.
Pak Anto         : “Siapa keluarga ibu ini..?”
Abdel              : “Ini Denny pak, Denny adalah anaknya!”
Pak Anto         : “oohhh...! maaf ya nak, bapak tidak sengaja menabrak ibumu. Saya
 akan bertanggung jawab dengan biaya rumah sakitnya.”
“Lebih baik uang itu untukku bersenang-senang!”(Bisik hati Denny)
Denny mencari-cari cara agar dapat mendapatkan uang tersebut. Akhirnya Denny berfikir untuk meminta biaya hidup karena ibunya sedang sakit dan tidak dapat bekerja untuk sementara.
Denny             : “ Pak tunggu! Ada yang saya ingin bicarakan dengan bapak.”
Pak Anto         : “ Ada apa ? bicara saja, mungkin saya dapat membantu.”
Denny              : “mengatakan ini pak, tapi saya terpaksa. Di Sebenarnya saya malu
rumah tidak ada makanan karena ibu sakit.” (basa-basi Denny agar    dapat membuat simpati Pak Anto)
Akhirnya Pak Anto percaya dengan Denny dan memberinya uang untuk kebutuhan hidup Denny.
Pak Anto         : “ Ya tidak apa-apa! Saya sangat mengerti Nak Denny. Semoga uang
    Ini dapat bermanfaat.”
Denny             : “ Bapak sangat baik kepada saya, terima kasih banyak pak!”
Ternyata uang itu dipergunakan Denny untuk berjudi, membeli minuman keras dan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. Denny bergegas untuk pulang, tetapi karena dalam keadaan mabuk, motor yang di tumpangi Denny menabrak pohon dan jatuh ke jurang. Warga yang melihat segera membawa Denny ke rumah sakit.
Denny             : “Di mana aku saat ini? “
Suster              : “Anda sedang ada di rumah sakit, anda baru saja mengalami
                           kecelakaan.”
Karena kecelakaan itu Denny tidak dapat berjalan untuk sementara ini. Syukurlah ada Pak Anto yang menyumbangkan kursi roda untuk Denny.
Pak Anto         : “Suster, apakah ini ruang pasien bernama Denny?”
Suster              : “Benar pak”
Pak Anto segera memasuki kamar Denny. Denny sungguh malu dengan Pak Anto, dan Denny menyadari kesalahannya.
Pak Anto         : “Nak Denny, ini bapak bawakan kursi roda untukmu.”
Denny             : “Terimakasih banyak pak. Saya mohon maaf pak atas semua
   kesalahan saya” (Denny tidak dapat menahan air matanya)
Pak Anto         : “Sudahlah nak, tidak perlu difikirkan, semoga cepat sembuh!”
 Beberapa hari dirawat Denny sudah diperbolehkan untuk pulang. Pagi-pagi Ibu Soliha datang untuk memberikan makanan pada Denny karena mengetahui ibunya sedang di rumah sakit.
“Thok thok thok!” (Suara pintu rumah Denny)
Denny             : “Tunggu sebentar”
Dengan menggunakan kursi roda Denny membukakan pintu. Denny sangat terkejut melihat Ibu Soliha, selama ini Denny banyak berbuat jahat padanya namun Ibu Soliha tetap baik padanya.
Denny             : “Maafkan saya ya bu... atas kesalahan saya kepada ibu”
Ibu soliha        : “Tidak apa-apa , ini saya bawakan makanan untukmu makan siang.”
Denny             : “Terima kasih banyak bu”
Pagi itu juga Abdel dan Udin menjenguk Denny.
Abdel dan Udin          : “Denny...!”
Denny                         : “ Ya! Masuk saja, tidak dikunci.”
Udin                            : “Bagaimana keadaanmu Den?”
Denny                         : “Baik-baik saja, terimakasih sudah menjengukku. Aku minta
                                    maaf ya atas kesalahanku selama ini”
Abdel                          : “Iya sama-sama. Aku juga minta maaf atas semuanya.”
Udin                            : “Aku juga minta maaf ya. Eh,bagaimana keadaan ibumu?”
Denny                         : “Entahlah! Sampai saat ini aku belum melihat keadaannya.
                                       Aku sangat ingin mohon maaf kepadanya. Aku menyadari aku
                                       mempunyai banyak sekali kesalahan pada ibu”
Abdel dan Udin          : “Bagaimana jika kami antar saja kamu kerumah sakit agar
dapat melihat keadaan ibumu dan memohon maaf pada beliau”
Denny                         : “Apakah kalian bersungguh-sungguh ingin mengantarku?”
Abdel                          :“Tentu saja!”
Mereka segera menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Denny memohon maaf kepada ibunya.
Denny                         : “Bu, Denny mohon maaf atas kesalahan Denny selama ini.
   Denny telah menyakiti ibu. Maafkan Denny bu”
Ibu Denny                   : “Sudah nak, ibu sudah memaafkan semuanya. “
Akhirnya Denny sang preman yang egois, rakus, suka melakukan perbuatan tidak terpuji sadar. Sekarang Denny berubah menjadi orang yang baik hati.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar