KELAHIRANKU
Saat aku
terlahir di dunia ini, ayahku pernah bercerita kalau ia mendengar suara
tangisku yang begitu kencang. Suster dan dokter yang ikut membantu proses
kelahiranku begitu bingung karena tidak bisa membuatku terdiam.
Mungkin, aku
tidak pernah mengerti mengapa aku terus menangis dan tidak bisa dihentikan oleh
siapapun selain saat suster kemudian meminta ayahku yang sedang berada diruang
tunggu untuk melihatku.
Saat ayah
menyentuh jari pertamanya pada wajahku yang lahir prematur, ia menangis dan aku
yang awalnya menangis kencang terdiam. Ia langsung mengangkat tubuhku yang
disambut sukacita oleh suster-suster yang sejak tadi pusing karena suara
tangisku. Ayah mengendongku dengan lembut sambil berkata,
Mulai saat ini
hanya kamulah yang paling berharga dalam hidup ayah..
Ya, aku adalah
anak yang paling berharga baginya. Kelahiranku adalah sebuah dua sisi yang
cukup membuat ayah begitu tertekan. Ibu mengalami pendarahan hebat dan hanya
ada sedikit pilihan baginya. Aku yang mati atau ibu yang harus merelakan
nyawanya. Tapi ibu memilih untuk melahirkanku kebanding harus mengarborsi bayi
yang ada di kandungannya selama 7 bulan. Ia melupakan semua saran dokter demi
aku. Sang janin kecil yang terus membuat nyawanya terancam.
Ayah mencintaiku
dan juga ibuku. Tapi ia tidak ingin membuat ibu bersedih, disamping genggaman
tangannya, ia melihat ibu menghembuskan nafas terakhirnya diikuti oleh suara
tangisku yang terdengar memilukan. Oh Tuhan, aku tidak pernah mengerti mengapa
aku adalah beban bagi hidup ibuku. Kalau saja aku mengerti aku hidup untuk
menyusahkan ibuku, mungkin aku tidak akan memilih untuk terus hidup.
Tapi semua itu
adalah rencana Tuhan yang tidak bisa dihindari. Seperti takdir yang
mempertemukan ibu dan ayahku. Mereka menikah dan menjadi keluarga kecil
bahagia. Harapan kedua orang tuaku hanya satu, ingin hidup bersama hingga waktu
memisahkan mereka. Tapi perpisahan terjadi begitu singkat setelah pernikahan 2
tahun itu dan pertemuan kelahiran aku dan ayah adalah saat-saat terindah bagi
ayah. Ayah yang juga menjadi ibu bagi diriku.
Suster kemudian
bertanya kepada ayah ketika melihatku mulai terdiam.
Anak ini ingin
diberikan nama apa pak? Tanya suster itu pada ayah.
Angel.. berikan
nama dia Angel.. kata ayah.
Angel, nama
yang ayah berikan kepadaku untuk mengenang ibu yang juga bernama Angel. Mereka
memiliki rahasia mengapa aku diberikan nama itu dan aku hanya akan tau disaat
usiaku nanti besar. Setelah aku tenang, ayah kembali memberikan aku kepada
suster yang langsung memberikan aku perawatan intensif.
Karena aku
lahir prematur, aku harus dirawat untuk waktu yang cukup lama hingga aku bisa
keluar dari rumah sakit. Ayah yang bingung, kemudian meminta ibunya untuk
membantu aku. Nenekku yang berasal dari Kota kemudian datang dan ikut bersama-sama
dengan ayah untuk merawatku. Ayah belajar banyak untuk menjadi seorang ibu
bagiku. Nenek dengan tekun melatihnya. Ia mengajarinya banyak hal dengan
teliti.
Ayah belajar
bagaimana untuk menganti popoku, bagaimana untuk membuatku mandi dengan benar lalu
membuat susu yang baik bagiku. Karena tidak ada ASI dari ibu, ayah harus
menambah beberapa vitamin tambahan yang diberikan dokter agar aku dapat tumbuh
dengan sehat dan sempurna. Bersama kedua malaikat itu, aku pun tumbuh dengan
berjalannya waktu. Mereka berdua bergantian menjagaku, bila ayah harus bekerja,
nenek dengan siaga menjagaku begitu sebaliknya bila nenek sedang beristirahat,
ayah akan menjagaku dengan sungguh-sungguh agar tidak menangis dan menganggu
istirahat nenek.
Aku tidak tau
betapa aku adalah bayi yang menyebalkan karena ayah bilang saat aku kecil, aku
selalu buang air kecil setiap popok baru terpasang.Aku juga tidak pernah mau
mendengarkan semua nyanyian yang ayah berikan padaku ketika ia membuatku
mencoba tidur. Sampai akhirnya ketika usiaku menginjak 3 tahun. Ayah mulai
merasa aneh dengan sikapku yang selalu tidak peduli terhadap panggilannya.
Ia memberikan
aku banyak mainan boneka dan aku sangat suka bermain dengan boneka-boneka yang
ayah bawakan setiap ia pulang kerja. Disaat aku bermain boneka, ayah
memandangku. Sedangkan nenek sedang membuatku aku bubur untuk makan malamku.
Angel .. teriak
ayah padaku yang sedang asyik bermain boneka sapi kartun lucu.
Ia kemudian
mendekatiku, lalu membelakangi tubuhku, ia mengunakan dua tangannya diatas
kepalaku. Sambil menepuk keduanya dengan kencang tepat di belakang kepalaku.
Ayah melakukannya berulang-ulang hingga ia berhenti dan menarik nafas panjang.
Nenek melihat tingkah ayah dan bertanya.
Sedang apa kamu
Martin? nama ayahku.
Ibu, aku merasa
Angel tidak bisa mendengar apa yang aku lakukan, bahkan ia tidak bisa merespon
tepukan tangan tepat di belakangnya. Bila ia bisa mendengar.. harusnya ia akan
terkejut..tapi ia diam saja.
Nenek meletakan
bubur di mangkok tangannya diatas meja.
Ibu juga merasa
ada yang tidak beres, bagaimana kalau kita coba bawa ke dokter. Mungkin mereka
bisa menemukan jawabannya..
Baiklah bu. Aku
akan mandi setelah ibu kita pergi..
Sesungguhnya
perasaan cemas aku tidak bisa merespon dan mendengar apapun yang ayah
perintahkan sudah sejak lama ayah simpan. Tapi ia mencoba berpikir positif
hingga akhirnya hari ini ia benar-benar harus mencoba mencari tau apa yang
terjadi padaku. Setelah aku menikmati semangkok bubur dan merasa kenyang aku
tertidur dan ketika terbangun, aku sudah ada di rumah sakit dengan dokter yang
sedang memeriksa telingaku dengan sentel kecil berwarna putih yang cukup aneh
bagiku. Dokter perempuan itu tersenyum padaku lalu aku langsung diajak oleh
nenekku untuk jalan-jalan disekitar ruangan rumah sakit.
Ayah berbicara
dengan dokter Intan yang adalah spesialis telinga.
Bagaimana Dok,
dengan kondisi Angel, mengapa dia tidak bisa merespon panggilan dan perintah?
Dengan sangat
menyesal saya harus mengatakan kalau anak bapak adalah seorang tunarungu..
Tunarungu..
bagaimana bisa?
Melihat catatan
kelahiran dan kesehatannya, anak bapak yang lahir secara prematur memiliki
banyak hal yang bisa terjadi, tunarungu adalah salah satu yang bisa terjadi
pada setiap anak-anak yang terlahir secara prematur.
Ayah terdiam.
Bapak tidak
perlu bersedih ataupun panik, saat ini sudah banyak pendidikan dan orang yang
hidup dengan kondisi yang sama dengan anak bapak tapi bisa memiliki masa depan
yang baik. Bila sejak dini kita mendidik dan mengajarinya, kelak anak itu akan
tumbuh seperti anak-anak normal lainnya..
Tapi keadaan
ini sangat membuat saya sedih, kasihan anak itu, ia tidak menyadari keadaanya,
apa yang harus saya lakukan untuk memberitahunya. Bagaimana caranya ia tau apa
yang harus saya jelaskan sedangkan dia sendiri tidak bisa mendengar dan bahkan
mengerti apa yang saya katakan.
Begini saja,
saya memiliki seorang kenalan yang sudah berpengalaman untuk mendidik dan
bagaimana caranya menjadi orang tua tunarungu, mungkin ia akan membantu bapak
dalam masalah ini.
Dengan wajah
sedih ayah menerima tawaran dokter itu pada kenalannya. Ia keluar dari ruangan
dokter dan aku bersama nenek langsung mendekatinya. Nenek bertanya kepada ayah
yang tampak murung.
Bagaimana
hasilnya, Tin?
Angel positif
tunarungu, Bu..
Nenek ingin
menangis ketika mendengarkan kalimat itu keluar dari mulut ayah tapi ia tidak
ingin membuat ayah lebih bersedih. Disaat seperti ini, hanya dialah orang yang
bisa menghibur dan menguatkan hati ayah untuk terus bersemangat membesarkanku.
Ayah memang bukanlah seorang ibu, tapi ia memiliki ibu yang berpengalaman
merawatnya hingga besar seorang diri tanpa ayahnya. Kakek meninggal saat ayah
berusia 3 tahun karena kecelakaan dan apa yang terjadi pada ayah saat ini,
seperti halnya pernah terjadi pada nenek.
***
KISAH CINTA
ORANGTUAKU
Mengapa aku
terlahir cacat? Mungkin hanya Tuhan yang maha tau untuk menjawabnya.
Bagaimanapun keadaanku dan apapun keadaanku. Inilah jalan yang harus aku
jalanin.Ayah mungkin sejak awal sudah menyadari apa yang akan terjadi padaku
ketika dulu sebelum aku terlahir ia mendapatkan peringatan keras dari dokter
untuk melarang kelahiranku. Tapi ia juga paham, ibu yang berhati mulia seperti
istrinya tidak akan pernah tega melakukan apayang dokter sarankan walau
kematian adalah ancaman terbesar baginya.
Ibu dan ayah,
sejak dulu memang sudah harus melalui penderitaan cinta untuk bersatu. Ibuku
tiga tahun lebih tua dari ayah, ia adalah seorang putri dari orang tua yang
sukses dan kaya.Ayahku hanya seorang anak yang terlahir dari ibu tunggal yang
bekerja sebagai pembuat kue. Mereka dipertemukan oleh sebuah takdir disaat ayah
yang mendapatkan beasiswa belajar musik di sekolah belajar musik terkenal
karena melihat bakat ayah yang cukup tinggi bermain piano. Sedangkan ibu adalah
seorang senior di sekolah musik itu.
Ibu terkesan
dengan ayah yang begitu mahir bermain piano. Ia secara tak sengaja mendengar
permainan piano ayah saat hendak ingin masuk ke kelasnya. Bukannya masuk ke
kelasnya sendiri ia malah terduduk di kursi kelas ayah. Saat ayah selesai
bermain piano, ibu memberikan tepuk tangan meriah pada ayah. Ayah yang saat itu
berusia 14 tahun hanya tersipu malu melihat ibu yang cantik memuji
permainannya. Sejak saat itu mereka pun berkenalan dengan malu-malu ayah
mengenalkan dirinya pada ibu yang sudah menjadi gadis remaja dewasa karena 3
tahun lebih tua darinya.
Angel.. kata
ibu sambil pergi meninggalkan ayah.
Ayah mungkin
melihat ibu sebagai cinta monyet pertamanya tapi ketika ia mulai mencoba
mencari tau tentang ibu, hatinya langsung ciut ketika melihat ibu setiap hari
pulang pergi ke tempat sekolah musik dengan supir dan mobil mewah. Ia tidak
punya nyari mendekati ibu dengan hanya bermodalkan sepeda butut peninggalan
ayahnya. Dan ia pun tidak pernah mencoba untuk mendekati ibu karena ia sudah
sadar sejak awal, gadis secantik ibu hanya ada dalam dongeng mimpi bila mau
padanya.
Beberapa waktu
kemudian, tanpa sengaja ayah melihat ibu yang menangis di tangga sekolah musik.
Saat itu ia hendak naik ke lantai atas dan berpas-pasan dengan ibu yang
menangis. Ayah mencoba lewat dan ibu memintanya berhenti sambil berkata.
Memangnya kamu
tidak bisa apa menghibur seorang gadis yang menangis, jangan hanya Cuma lewat
dan diam saja dong.. kata ibu.
Maaf, aku takut
membuatmu marah, karena itu tidak ingin mengganggumu..
Kan kami bisa
Tanya kenapa aku nangis? Gimana sih.. pinta ibudan ayah hanya bingung.
Tuh kan
bingung, ayo Tanya kepada aku nangis?? teriak ibu dan ayah mengikuti dengan
gugup.
Kenapa kamu
menangis Angel..
Ketika
mendengarkan pertanyaan itu ibu malah berteriak semakin kencang dan menangis,
banyak orang yang mendengar tangisan ibu langsung mendekat dan berpikir bahwa
ayah membuat ibu menangis. Ayah yang tampak bodoh disudutkan dengan kondisi itu
apalagi supir ibu langsung membawa ibu pergi begitu saja. Sejak saat itu ayah
merasa menjadi terdakwa dan memutuskan untuk tidak sekolah musik lagi karena
tidak ingin menjadi orok-orokan teman-teman sekelasnya.
Nenek bingung
dengan ayah yang tidak lagi sekolah musik, padahal ia sangat berharap
mendapatkan beasiswa itu sejak lama.
Kamu tidak
sekolah musik lagi, Tin? Tanya nenek.
Males bu,
anak-anak orang kaya pada sombong, belajar di rumah juga sama aja. Toh itu
piano tetap bisa jalan kan walau gak perlu belajar tambahan lagi..
Ya terserah
kamu saja, yang penting kamu jangan lupa sekolah kamu yang utama, sekolah musik
itu kan Cuma tambah saja..
Menghabiskan
waktu di rumah, ayah ikut membantu itu menjaga toko rotinya.Tanpa ia sangka,
Angel muncul di tokonya untuk membeli kue. Ia terkejut melihat ayah yang sudah
lama ia cari dan ini adalah pertemuan yang sudah ia nantikan.
ternyata kamu
kerja disini ya..?
Enggak kok, ini
toko roti ibuku..
Oo.. begitu.
Martin, itu kan nama kamu! Tanya ibu.
Iya Martin
Kenapa kamu gak
sekolah musik lagi..
Gapapa, aku
lagi pengen bantu ibuku saja, kebetulan karyawan lagi pulang kampung..!
Jadi bukan
karena kejadian saat itu kan.. Tanya Angel sekedar untuk mengingatkan kejadian
tangisnya yang menjadi heboh di sekolah musik.
Bu.. Bukan..
ucap ayah gugup.
Baiklah kalau
begitu, aku beli sepuluh roti isi coklat. Tolong dibungkus..
Ayah dengan
cepat mengemas roti pesanan ibu dan beberapa saat kemudian sekantung roti penuh
pada ibu. Sambil memberikan uang ibu berkata.
Aku minta maaf
ya atas kejadian kemarin, aku sedang ada masalah pribadi saja. Kapan-kapan
kalau kamu ada waktu, aku akan jelaskan.. ucap ibu.
Gapapa, dengan
senang hati aku akan mendengarkan ceritamu.. kata ayah tersipu malu.
ibu pun pergi
dari toko dan ayah hanya terdiam bingung. Hatinya senang ketika gadis cantik
itu meminta waktunya untuk mendengar ceritanya. Tiba-tiba ibu kembali lagi dan
sambil berkata.
Hai, besok di
sekolah musik aku akan tampil. Kamu datang ya.. jam 2 siang.. kata ibu kemudian
pergi begitu saja.
Ayah
benar-benar seperti mabuk kepayang dengan permintaan ibu. Hatinya begitu senang
hingga membuat nenek harus mengetuk kepalannya dengan sendok adonan hingga
tersadar dari lamunan.
Ibu aku mau
lanjutin sekolah musik lagi.. teriak ayah.
Lah, tadi
katanya bosen gimana sih!! Sudah jangan aneh-aneh, mandi sana.. biar ibu yang
jaga sekarang..
Iya tadi bosen,
sekarang sudah enggak, besok aku sekolah lagi. Kata ayah sambil pergi ke dalam
ruangan kamarnya sambil menutup kepalanya dengan bantal.
****
Keesokan
harinya, ayah benar-benar menepati janjinya untuk melihat penampilan ibu di
sekolah musik. Saat itu banyak murid yang tampil sebagai uji kelayakan naik
kelas atau level. Ayah tidak terlambat saat ia datang dan ibu sedang berada
diatas panggung. Banyak penonton yang begitu terhanyut oleh alunan musik piano
klasik yang ibu mainkan. sesekali ibu menolehkan wajahnya ke arah penonton dan
berharap ayah ada disana dan akhirnya setelah beberapa kali menoleh ia
menemukan ayah yang sedang berdiri karena tidak kebagian kursi.
Setelah musik
selesai tepuk tangan ayah terdengar paling nyaring diantara yang lain. Ibu
tertawa kecil melihat ayah yang memuji penampilannya. Sejak saat itu keduanya
pun menjadi dekat, ibu dan ayah selalu menghabiskan waktu mereka di sekolah
musik bersama.Itulah cinta monyet pertama ayah dan ibu, walau mereka tidak
pernah menyatakan cinta dan mengatakan mereka berpacaran. Keduanya selalu dekat
dan saling menghabiskan waktu bermain musik piano sebagai bentuk jalinan cinta
mereka.
Cinta ibu dan
ayah tidak selamanya berjalan baik. Empat bulan setelah masa-masa indah itu.
Ibu harus melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat yang disambut ayah
dengan penuh kesedihan. Memang jarak cinta dan usia sangat berpangaruh dengan
hubungan mereka, ibu yang lulus dari bangku sekolah menengah akhir harus
melanjutkan kuliah sedangkan ayah baru saja masuk ke sekolah menengah akhir.
Sehingga banyak hal yang akhirnya membuat mereka sulit bersama.
Ayah begitu
berat melepaskan ibu dan disaat terakhir pertemuan mereka, mereka menghabiskan
waktu dengan bermain piano bersama. Diantara suara alunan piano mereka pun
bicara dengan hati yang terluka.
Kalau aku pergi
dari sini, apa kamu akan tetap sekolah piano disini? Tanya ibu.
Tidak, aku akan
kembali bantu ibu dan fokus pada sekolah umumku..
Kenapa, kamu
kan suka piano dan sekolah disini kan tidak pungut biaya untuk kamu..?
Tidak ada kamu
disini itu hanya membuatku sulit untuk melupakan kenangan kita.. kata ayah
dengan wajah sedih.
Aku mungkin
tidak akan kembali.. kata ibu.
Kenapa kamu
tidak kembali, padahal aku berjanji untuk menunggu kamu sampai kembali..
Semua
tergantung ayahku. Ia yang memutuskan, kalaupun harus kembali itu harus setelah
aku selesai kuliah, memangnya kamu sanggup apa? Menunggu sekian tahun..
Aku pasti
sanggup..
Ibu hanya tersenyum,
ia sedikit lebih dewasa untuk menahan tangis disamping ayah. Dan itulah
saat-saat terakhir mereka bersama. Bersama dalam sebuah ruangan piano dan
bermain piano bersama. Ibu pun pergi melanjutkan pendidikan kuliahnya di
Amerika, ayah memutuskan keluar dari sekolah musik dan fokus pada sekolah
pendidikan umumnya. Di hatinya Cuma ada satu hal, ia akan terus menunggu dan
menunggu ibu hingga kembali walau tidak akan pernah tau kapan itu terjadi.
5 tahun
kemudian..
Ibu kembali dan
usianya sudah 23 tahun. Ia mungkin sudah melupakan ayah untuk waktu yang lama
dan ayah telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 20 tahun. Ia baru saja
lulus kuliah dan bekerja pada perusahaan dimana ayah ibu adalah pemiliknya.
Mereka bertemu saat itu tidak sengaja mampir ke kantor ayahnya. Saat itu di
sebuah sebuah lift, ibu dan ayah saling berpandangan. Ayah tidak akan pernah
lupa wajah ibu yang cantik dan begitu pula ibu. Keduanya salah tingkah tapi
bahagia dengan pertemuan itu dan keduanya sepakat untuk melanjutkan pertemuan
itu dengan makan malam.
Ayah tidak
pernah tau kalau perusahaan keuangan yang ia tempati adalah milik ibu. Ia pun
tak menyadari kalau ibu akan bekerja ditempat yang sama. Keduanya semakin dekat
dan ayah menepati janjinya kepada ibu. Ia tidak pernah memiliki seorang kekasih
pun setelah berpisah dengan ibu, berlainan dengan ibu yang sudah memiliki
beberapa kekasih dan itu ditunjukkan kepada ayah lewat foto-foto saat ia
bersaman mantan kekasihnya di Amerika.
Ayah tidak
peduli dengan semua itu, baginya saat ini ia sudah bisa bertemu dengan ibu dan
kembali dengan hati yang penuh mencintainya. Ibu pun luluh dan kembali melihat
ayah sebagai sosok pria sejati yang layak mendampingi hidupnya. Sayang seribu
sayang, kisah cinta ibu dan ayah akhirnya sampai ke telinga ayah ibu. Ayah ibu
marah karena tidak sudi melihat ibu berpacaran dengan karyawan rendahannya, ia
malu dan gensi dengan hubungan tersebut.
Tanpa sebab,
ayah ibu memecat ayah dan itu membuat ibu sangat marah. Ibu pun menyadari bahwa
hubungannya telah diketahui ayah. Ia protes kepada ayah.
Kenapa ayah
tidak bisa memisahkan masalah pribadi dan perkerjaan, jangan sewenang-wenang
memecat Martin, ia tidak memiliki kesalahan dan bekreja dengan baik untuk
perusahan kita.
Ia memang
bekerja dengan baik tapi menghancurkan impian ayah dengan baik juga terhadap
kamu.
Angel sudah
besar ayah, Angel tau apa yang pantas Angel lakukan..
Pantas,
menurutmu pantas berpacaran dengan seorang karyawan rendahan dan seluruh
karyawan disini mempergunjing ayahmu.. dimana letak urat malumu.. memangnya
kamu sudah tidak laku sehingga harus pacaran dengan orang rendahan seperti itu.
Martin pria
yang baik dan tidak serendah yang ayah pikirkan.. kalau Martin ayah pecat,
mulai hari ini, Angel pun angkat kaki dari perusahaan ini.
Sejak saat itu
hubungan ibu dan ayahnya menjadi berantakan. Ibu sadar, ayah pasti tau mengapa
ia dipecat dari perusahaan. Dengan berbesar hati ia menerima semua keputusan
perusahaan dan tidak masalah baginya karena ia bisa bekerja pada perusahaan
lain. Hubungan cinta itu terus berjalan tanpa sepengetahuan siapapun hingga 2
tahun kemudian, ibu dan ayah memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini ke arah
yang serius ketika ibu berusia 25 tahun.
Ayah melamar
ibu di depan keluarganya dan langsung mendapatkan hujatan. Melihat tindakan
nekad itu, kedua orang tua ibu memutuskan untuk membawa ibu ke Amerika dan
membuat cinta ibu dan ayah terpisah. Awalnya semua berjalan dengan baik tapi
ibu disaat-saat terakhir berhasil melarikan diri, ia kabur ke rumah ayah
dibawah hujan yang besar. Disamping nenek, ibu memohon untuk tinggal bersama
ayah.
Nenek yang
tidak tega dan lebih berpikir luas akhirnya mengizinkan keduanya tinggal
bersama. Cepat atau lambat, orang tua ibu akan mencarinya, keduanya pun
memutuskan untuk kabur ke kampung halaman ayah di Semarang. Disana mereka hidup
bersama dan akhirnya merayakan pernikahan secara resmi dibawa sedikit
saksi-saksi yang dapat membuat sah pernikahan mereka. Ibu kembali dengan surat
nikahnya dihadapan orang tuanya bersama ayah.
Dengan wajah
penuh emosi, sejak saat itu. Ayah dari ibu berkata.
Mulai saat ini,
kamu bukanlah anak ibu, pergi dari rumah ini..
Dengan tangis
ibu pergi meninggalkan rumah dan kemewahan miliknya. Sebelum ia pergi, adik
kandung satu-satunya memberikan sedikit uang yang ibu dan ayah tolak. Adik ibu
memaksa dan berharap uang ini bisa digunakan untuk masa depan keluarga kecil
ini karena setelah ini, mungkin mereka tidak akan pernah bertemu lagi karena
keluarga besar ibu memutuskan untuk selamanya menetap di Amerika dan meninggalkan
semuanya.
Simpanan uang
yang diberikan adik ibu akhirnya dijadikan modal ibu dan ayah membangun sebuah
keluarga di Semarang kampung ayah. Ibu membuat kursus musik secara pribadi dan
ayah berkerja di kantor keuangan.1 tahun kemudian ibu mulai mengandungku,
keluarga kecil itu begitu bahagia melengkapi kehidupan barunya, ibu memutuskan
untuk berhenti mengajar les piano dan fokus pada bayi kecil yang kelak menjadi
aku di masa depan.
Sebulan aku
dalam kandungan, ibu mulai tampak telihat aneh. Ia sering merasa sakit dan
tubuhnya melemah. Ayah mulai cemas karena ibu tidak seperti ibu hamil lainnya,
apalagi nenek juga melihat keanehan karena semakin besar usia kandungan ibu, ia
semakin terlihat tidak sehat. Ayah membawa ibu ke dokter dan inilah hal yang
paling memilukan terjadi dalam kehidupan mereka. Tanpa mereka sadari, ada hal
lain dalam hidup mereka yang tidak bisa disatukan.
Ayah memiliki
darah yang bertolak belakang dengan ibu, ayah memiliki rhesus darah positif
sedangkan ibu memiliki darah rhesus negatif. Dalam dunia kedokteran kedua darah
tersebut tidak diperbolehkan untuk bersama. Pernikahan yang terjadi tanpa
pernah melihat apa yang membedakan mereka akhirnya menjadi masalah bagi ibu.
Ibu mengandung aku yang memiliki rhesus darah positif milik ayah dan itu membuat
tubuh ibu menolak kandungan ibu.
Dan akibat
perbedaaan itu, usia kandungan yang semakin besar akan membuat tubuh ibu
semakin menderita. Dokter menyarankan ibu untuk mengugurkan kandungan, tapi ibu
menolak keras rencana itu, bagi ibu, aku adalah segalanya dalam hidup. Ayah
tidak bisa melakukan apapun dan tidak juga menyarankan ibu untuk mengugurkan
aku karena ia tau, ibu begitu mencintai aku dan tidak akan pernah mau melakukan
tindakan kejam itu. Tindakan ibu yang tegas akhirnya hanya bisa membuat dokter
mengikuti kehendaknya tapi ia mengingatkan ibu bahwa ibu akan kapan saja
mengalami kondisi maut bila aku dipertahankan
Dengan bertahan
diatas kesakitan dan maut yang kapan saja menjemput ibu percaya bahwa Tuhan
menciptakan aku dalam hidupnya dengan penuh tujuan. Akhirnya setelah masa-masa
penuh derita itu, saat usia kandungan bayi mencapai 7 Bulan, ibu tiba-tiba
pingsan tak sadarkan diri. Ayah membawanya ke Dokter untuk dirawat di unit
gawat darurat. Saat itu dokter memutuskan untuk mempercepat proses kelahiranku
karena kondisi ibu yang sangat kritis bila aku terus bertahan.
Dengan tanpa
pernah melihatku saat matanya terbuka, ibu meninggal tanpa pernah sadarkan diri
disaat aku benar-benar berhasil di selamatkan oleh dokter.Ayah hanya bisa
termenung sedih melihat kepergian ibu yang begitu mendadak. Tapi ia selalu
teringat janjinya pada ibu disaat ibu memutuskan untuk bertahan dengan aku
didalam tubuhnya.
Anak ini walau
orang lain mengatakan tidak pantas untuk dilahirkan, bagiku ia adalah malaikat
yang hidup dihatiku, Martin. Kelak ketika ia lahir, berikanlah nama Angel
padanya. Karena dokter bilang anak ini berjenis kelamin perempuan..
Kenapa kamu
berkata begitu?
Karena aku
takut kamu lupa untuk memberikan nama ini. Jadi aku ingatkan..
Tak disangkat
ayah, itulah pesan terakhir ibu untuk ayah sebelum ia meninggal. Ayah hanya
bisa menangis dan berusaha tegar untuk kedua kalinya ia harus ibu tinggalkan.
Dan kini aku mengerti mengapa aku menangis begitu kencang saat aku terlahir ke
dunia ini. Karena aku menangis untuk memanggil ibu yang telah pergi untuk
mengorbankan jiwanya padaku. Aku menangis karena aku ikut bersedih tidak pernah
melihatnya seperti ia tidak pernah bisa melihatku ketika terlahir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar